Links

Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Kamis, 24 Oktober 2013

Ingin menyaksikan langsung perayaan hari besar masyarakat Bali? Datanglah ke Bali saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kepercayaan Hindu yang dianut sebagian besar masyarakat Bali mengusung ritual unik yang masih dipegang hingga sekarang. Hal tersebut membuat kebudayaan Bali memiliki ciri khas adat lokal yang cukup kuat di mata wisatawan. Nah, momen perayaan Galungan maupun Kuningan merupakan saat yang pas jika Anda ingin berinteraksi langsung dengan budaya lokal Bali.

Hari Raya Galungan merupakan salah satu upacara agama Hindu sebagai simbol kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan). Perayaan Galungan diperingati setiap 210 hari sekali menurut penanggalan Hindu dan selalu dirayakan pada hari Rabu. Uniknya, Hari Raya Galungan ternyata berkaitan erat dengan Hari Raya Kuningan. Rangkaian perayaan Galungan yang diadakan selama 10 hari berturut – turut ditutup dengan Hari Raya Kuningan pada puncaknya. Itulah mengapa ucapan selamat bagi yang merayakannya adalah dengan kalimat “Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan”
Ciri khas perayaan Galungan di Bali adalah selama periode perayaan Galungan Pulau Bali akan ‘dihias’ dan tampak meriah. Anda akan melihat deretan penjor di sepanjang jalan Pulau Bali serta di dekat pintu masuk rumah penduduk. Penjor merupakan tiang bambu dengan ujungnya melengkung yang dihiasi janur (daun kelapa). Bagi masyarakat Bali, penjor merupakan simbol ‘Gunung’ yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan.
Rangkaian perayaan Galungan dimulai dari tiga hari sebelum Hari Raya Galungan. Diawali dengan ritual Penyekeban pada H-3, kemudian Penyajahan di H-2, dan terakhir Penampahan Galungan pada H-1 Galungan. Semua ritual tersebut dilakukan sebagai persiapan untuk merayakan Galungan. Saat Hari Raya Galungan, umat Hindu Bali akan mendatangi pura – pura yang di sekitar rumah. Para wanita akan mengenakan kebaya warna warni khas Bali serta membawa sesajen aneka rupa di kepala mereka.
Sehari setelah Galungan merupakan saat bagi warga Hindu Bali untuk bersilaturahmi ke rumah keluarga maupun kerabat sambil menyantap masakan khas Bali seperti lawar. Selama Galungan biasanya diadakan upacara Ngelawang di desa – desa dengan menggelar tarian Barong yang dimaksudkan untuk mengembalikan keseimbangan antara yang baik dan jahat di dalam rumah.
Sebagai puncak perayaan Galungan adalah Hari Raya Kuningan yang menandai kembalinya dewa dan leluhur ke alam mereka sendiri. Sama seperti saat Galungan, saat Kuningan warga Hindu Bali juga akan memadati pura untuk beribadah. Jika penasaran, Anda boleh kok menyaksikan upacara perayaan Galungan maupun Kuningan dengan mendatangi pura.
Bila ingin berburu momen foto upacara adat unik, datanglah ke beberapa desa berikut ini pada saat Kuningan. Di Pura Petilan, Desa Kesiman, Denpasar, Anda Dapat melihat Upacara Pengerebongan yang menyajikan tradisi ngurek yaitu menusuk diri dengan menggunakan keris suci dalam keadaan trance atau kerauhan. Tradisi unik lainnya adalah Perang Jempana di Kabupaten Klungkung. Jempana adalah tandu yang membawa sesajen dan simbol dari dewata diarak ke pura untuk didoakan. Perang Jempana itu sendiri ‘terjadi’ ketika para pengarak jempana saling beradu dalam keadaan trance dengan iringan magis gamelan.

0 komentar:

Posting Komentar